PENEBUSAN YANG TAK TERNILAI

Menjadi pelaku firman membutuhkan pengorbanan sepenuhnya, ketekunan dan kedisiplinan; bila tidak, gagallah semuanya.  Lebih mudah menjadi pendengar atau "membeo" saja.  Menjadi pelaku firman membutuhkan kasih dari hati yang terdalam kepada Kristus.

Perkataan Allah harus tinggal dalam hati agar kita dapat melakukannya serta mengajar orang lain.  "Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu".  (Kolose 3 : 16).

"Jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seseorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.  Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.  Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya ia akan berbahagia oleh perbuatannya" (Yokabus 1:23-25).

Tetapi, kasihan sekali, banyak orang sudah mengerti firman tetapi pura-pura tak mengerti bahwa pikiran atau perbuatannya itu dilarang Tuhan.  Bagaimana mereka dapat kembali ke jalan yang benar bila mereka berlagak sudah benar?  Ibarat seorang pasien yang sakit, tak mengaku kalau dirinya sakit, maka dokter manakah yang dapat mengobatinya?  Jangan sampai kita berlaku demikian, demi keselamatan diri kita sendiri.  Jangan munafik di hadapan Tuhan; baiklah kita membuat pemberesan di hadapan Tuhan, bila kita mempunyai kesalahan kepada Tuhan.  Dia sanggup mengampuni kita.


GPdI Maranatha Medan