MENERIMA ROH KUDUS MELALUI PENYEMBAHAN (2)
   
Oleh : Che Ahn (Pendeta Senior di Harvest Rock Church, Pasadena, California, AS)

Janji yang luar biasa!  Bila saya memahami ayat ini dengan benar, saat hasrat dan pola penyembahan Daud dipulihkan, hasilnya bangsa-bangsa akan datang kepada Kristus.  Ini masuk akal saat kita menyadari bahwa penyembahan membawa manifestasi kehadiran atau kemuliaan Allah.  Saat kemuliaan datang, kehadiranNya akan mendekat bangsa-bangsa kepada Kristus.  Ini diteguhkan dalam Yesaya 40:5.

Saudara mungkin bertanya, apa yang istimewa dengan robohnya pondok Daud?  Mengapa Allah berharap untuk membangunnya kembali?  Mengapa bukan Bait Suci Salomo?  Bagaimanapun, kemuliaan itu datang selama dedikasi Bait Allah Salomo, mengapa bukan Tabernakel Musa, contoh pertama penyembahan bagi orang Israel?  Saat kita mempelajari pondok Daud, kita dapat lebih baik melihat mengapa Allah sangat mencintai Kemah Suci itu.

Pertama, Daud adalah penyembah.  Titik.  Alkitab berkata bahwa Daud adalah orang yang berkenan di hati Allah (lihat I Samuel 13:14).
Bacalah Mazmur yang ditulis Daud dan Saudara akan melihat hasrat dan kasihnya akan Tuhan.  Cara Daud menyembah dan cara ia mendorong orang-orang untuk menyembah, memberi kita banyak petunjuk tentang tipe penyembahan yang ingin Allah pulihkan di hari-hari ini.  Daud mengasihi Tuhan dengan kasih yang besar dan ia tidak takut untuk menunjukkannya di muka umum.  Kita melihat penyembahan yang luar biasa saat Tabut Perjanjian dibawa ke Yerusalem.  (II Samuel 16:12,13).  Ayat ini mengesankan saya.  Saya tidak tahu seberapa jauh rumah Obed-Edom dari Yerusalem, tetapi faktanya adalah Daud melangkah maju enam langkah dengan tabut itu dan kemudian mengorbankan seekor lembu-setiap enam langkah!  Dapatkah Saudara bayangkan semua lembu-lembu yang dikorbankan?  Dapatkah Saudara membayangkan berapa lama untuk sampai ke Yerusalem dengan cara ini?  Tetapi, Daud mengasihi Allah dengan kasih yang menggebu-gebu, luar biasa besar dan penuh pengorbanan.  Dengan dibangun kembali pondok Daud, juga akan datang pembangunan kembali kasih seperti ini.

MENARI
Daud menyembah Tuhan dengan segenap keberadaannya, khususnya diekspresikan lewat tarian.  Firman Allah memberi tahu kita bahwa Daud memakai baju kain "menari-nari di hadapan Tuhan dengan sekuat tenaga" (II Samuel 6:14).  Kita diteguhkan dari ayat-ayat ini untuk menyembah Allah dengan tari-tarian.  (Mazmur 149:3, Mazmur 150:4).

Dengan dibangunnya kembali pondok Daud akan datang pemulihan penuh dalam menyembah Allah dengan tari-tarian.  Dalam gereja kami, kami melihat pentingnya dan berkat Allah atas tari-tarian;  kami memiliki kelompok tari yang menyembah dalam tari-tarian di setiap kebaktian.  Kami juga mendorong orang-orang untuk bergerak ke ruangan yang terbuka di auditorium kami untuk mengekpresikan kasih mereka kepada Allah lewat tari-tarian.  Ini mungkin terlihat janggal atau berbeda bagi beberapa pengunjung gereja kami; tetapi yang kami cari adalah hadirat Allah.  Ia bersuka dalam tarian penyembahan di hadiratNya.  Saat saya bepergian ke gereja-gereja di seluruh dunia, saya melihat pemulihan tari-tarian yang bernubuat, ekspresif dan penuh penyembahan.

BERSORAK-SORAI
Alkitab juga banyak berbicara tentang sorak-sorai.  (Mazmur 5:12).
Daud dan seluruh orang Israel mengangkut tabut Tuhan dengan diiringi sorak-sorai dan bunyi sangkakala (lihat II Samuel 6:15).  Ayat lain tentang sorak-sorai di dalam mazmur meliputi Mazmur 32:11; 33:3; 35:27; 47:2,6; 60:10; 65:13; 66:1; 81:2; 98:4,6; 100:1; 132:9 dan 132:16.

Saat saya menulis ini, saya menonton pukulan Mark McGwire yang hebat sebagai pukulan home run-nya yang ke 62 tahun1998, memecahkan rekor Roger Maris, 37 tahun dan membuat Stadium Busch di St. Louis bergemuruh - ribuan orang bersorak-sorai, bertepuk tangan dan bersuka ria.  Yang tidak dapat saya mengerti adalah bahwa walaupun Yesus menyelesaikan sesuatu yang jauh lebih besar saat Ia mati atas dosa-dosa kita dan bangkit kembali dari kematian, menyediakan penebusan dan keselamatan bagi kita, banyak orang berpikir kalau sorak-sorai atas kesukacitaan dan bertepuk tangan sebagai ucapan syukur di kebaktian gereja adalah tindakan yang tidak hormat!  Seperti seseorang pernah berkata, beberapa gereja akan meminta emosi kita di depan pintu sebelum kita menyembah Allah di rumahNya.  Orang-orang yang hadir di kebaktian ini terlihat sangat tidak bahagia dan menderita, seakan-akan mereka mengenakan pakaian dalam yang berukuran lebih kecil!  Gereja kita perlu bangkit dan menyembah Allah dengan sorak-sorai atas pujian dan sukacita.  Saya yakin inilah yang sedang Allah bangun melalui penyembahan Daud.

ALAT-ALAT MUSIK
Daud juga menyembah Tuhan dengan instrumen musik, khususnya sangkakala dalam II Samuel 6:15.  Banyak ayat dalam Alkitab yang mendorong umat Allah untuk menyembahNya dengan instrumen (mis. Mazmur 33:2,3; 3:150).  Allah berkata untuk menggunakan apapun talenta yang Saudara miliki dalam menyembah Tuhan.  Apapun yang Saudara lakukan, lakukanlah semuanya untuk kemuliaan Allah! (lihat I Kor. 10:31).

Kita seharusnya mengasihinya dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan akal budi kita (Lukas 10:27), dan kita seharusnya mengekspresikan kasih itu dalam penyembahan yang bersemangat dan luar biasa.  Allah menyambut bakat dan ketrampilan para musisi, sama seperti Ia menyambut ekpresi unik penyembahan dari para penyanyi, penari, pemahat, pelukis, kuli bangunan, orang tua dll.  Semua ekpresi ini mencerminkan apa yang Allah cari: penyembahan yang hidup di mana kita menyerahkan diri kita secara total kepada Allah.

Bentuk penyembahan yang paling berkuasa yang dapat Saudara berikan adalah menyerahkan kehidupan Saudara sehari-hari sebagai korban bagiNya.  Roh Kudus mencari pengorbanan hidup Saudara sebagai ibadah yang sejati.  Alkitab menerangkan dengan sangat jelas betapa Allah sangat menginginkan kita untuk mempersembahkan diri kita kepadaNya dalam penyembahan.  (Roma 12:1; I Korintus 6:19-20).

Dengan demikian kita seharusnya mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, karena Yesus menasehati kita untuk menyerahkan "kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah" (Matius 22:21).
Mari kita menyerahkan hidup kita dalam segala cara dalam penyembahan bagi Bapa kita di Surga.  Saat melakukan ini, kita akan mempesona Roh Kudus sehingga Ia akan senang tinggal di dalam hidup kita dan persekutuan kita.


GPdI Maranatha Medan