KITA DIPANGGIL UNTUK MENJADI BERKAT
2 September 2003

Roma: 12:1.
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Rasul Paulus dalam ayat tersebut mau mengatakan bahwa ibadah yang yang sejati adalah jika kita dapat mempersembahkan tubuh atau  kehidupan kita kepada Allah.  Maksudnya jika tubuh dan kehidupan kita dapat memuliakan Allah maka itu adalah ibadah yang sejati.   Sebaliknya apabila tubuh dan kehidupan kita tidak memuliakan Allah maka Allah tidak berkenan kepada ibadah kita.

Kita perhatikan kisah perjamuan kawin di Kana. (Yohanes 2:1-11)
Pada saat tuan rumah kehabisan anggur dalam pesta kawin itu, maka Yesus menyuruh mengisi enam tempayan yang ada disana dengan air.  Kemudian air berubah menjadi anggur.  Enam adalah angka manusia.  Enam tempayan adalah gambaran dari kehidupan manusia.  Apabila manusia berada di tangan Yesus dan kemudian diisi dengan air yang adalah firman Allah maka manusia itu akan menjadi anggur (berkat) bagi lingkungannya.

Mazmur 92:13
Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon
;

Keberadaan pohon korma sangat diharapkan oleh musafir yang melintas ditengah padang pasir.  Mengapa?

  1. Pohon korma memberi arah yang benar.  Ia bagaikan kompas.  Gunung-gunung pasir tidak akan memberikan arah yang benar karena gunung-gunung pasir akan mudah berpindah-pindah tempat apabila ditiup oleh badai gurun.  Keberadaan orang benar akan menjadi petunjuk arah yang benar.  Akan menjadi contoh yang baik bagi lingkungan sekeliling kita.

  2. Dimana ada pohon korma maka di sana pasti ada mata air, karena pohon korma tidak dapat hidup tanpa ada air.   Artinya dimana ada pohon korma berarti disana ada air sebagai sumber kehidupan.  Dimana ada orang benar disana pasti ada sumber kehidupan yaitu Yesus sendiri.  Tanpa air pohon korma akan mati.  Tanpa Yesus orang benar akan “mati”.

  3. Orang benar  akan bertunas seperti pohon korma.  Artinya orang benar akan menghasilkan buah yang menjadi berkat bagi lingkungannya.

Orang benar bagaikan pohon aras (dari Libanon).  Istana raja Salomo yang begitu megah disangga oleh tiang-tiang kayu pohon aras.  Jadi orang benar bagaikan tiang penyangga bagi kemuliaan nama Tuhan.  Sudahkah hidup kita, keberadaan kita, kehadiran kita membawa kemuliaan bagi nama Tuhan?

Matius 5:13.
"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

Pernahkah anda makan makanan yang dimasak tanpa garam.  Rasanya akan tawar dan kurang sedap.  Kita orang percaya adalah garam dunia.  Tanpa hadirnya kita ditengah-tengah suatu tempat maka tempat itu akan  terasa hambar.  Tetapi kehadiran kita akan senantiasa menjadi berkat bagi mereka.  Sudahkah kehadiran kita selalu dirindukan oleh orang.  Ataukah kehadiran kita malah menjadi batu sandungan bagi nama Kristus?

Bagaimana bila garam menjadi tawar?  Ia tidak lagi berguna.  Demikian kehidupan kita dihadapan Allah.  Apabila kita tidak lagi membawa berkat bagi sekeliling kita maka Allah akan membuang kita.  Oleh karena itu jadilah selalu garam yang senantiasa membawa berkat bagi lingkungan kita, dimanapun kita berada.

Bagaimana caranya agar kehidupan kita senantiasa dapat menjadi berkat? 

Yohanes 15:4
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Kita adalah carang yang akan menghasilkan buah apabila kita melekat erat dan mendapat suply makanan yang baik dari pokok.  Jika kita tidak melekat erat pada pokok anggur itu maka kta tidak berbuah.

Mari kita selalu berusaha dekat dengan Allah agar kita selalu dapat menghasilkan buah-buah Roh yang dapat dinikmati oleh orang-orang disekeliling kita.

Orang Kristen mendapat predikat sebagai anak Tuhan, bukan?  Kalau saya adalah anak seorang walikota maka saya akan merasa bangga dan merasa sebagai orang penting dan terhormat.  Apalagi kalau saya anak seorang gubernur.  Apalagi kalau saya anak seorang presiden.  Saya dan Saudara adalah “anak Tuhan”.  Tentunya kita akan lebih bangga lagi dan kita adalah benar-benar orang yang penting dan terhormat.  Predikat sebagai anak Tuhan membuat kita menjadi orang yang sangat berharga.  Hargai predikat anak Tuhan ini.   Banyak orang-orang Kristen yang tidak menghargai predikat anak Tuhan ini.

Apakah predikat “anak Tuhan” tersebut hanya kita pakai saat kita berada di gereja atau ibadah?  Pada saat kita pergi ke kantor dapatkah predikat sebagai anak Tuhan kita lepaskan?  Dapatkah pada saat ibu-ibu pergi ke pasar predikat tersebut dilepaskan sejenak?  Tentu saja tidak.  Predikat anak Tuhan senantiasa melekat kepada kita!

Jadi kemana pun kita pergi, di mana pun kita berada, kapan pun waktunya; ingat bahwa kita senantiasa membawa predikat sebagai anak Tuhan.  Tingkah laku kita, tindak tanduk kita dapat membawa kemuliaan bagi nama Tuhan tapi juga dapat mencoreng nama Tuhan. 
Layakkah seorang anak Tuhan mempunyai kebiasaan mabuk-mabukan, pecandu narkoba, tukang pembuat onar/kerusuhan, pelaku pengeboman, pelaku kriminal dll???  Dalam melakukan segala sesuatu coba pikirkan apakah perbuatan tersebut benar-benar layak bagi seorang anak Tuhan?

Lakukan tugas kewajiban kita sehari-hari sebaik-baiknya, anggaplah itu sebagai ibadah kita kepada Tuhan.  Anda yang bekerja sebagai karyawan di kantor kerjakan tugas-tugas Anda sebagai bagian dari ibadahmu kepada Allah.  Anda sebagai seorang dokter, pengacara, guru, dosen, hakim, jaksa dll lakukan pekerjaan tersebut sebaik-baiknya karena itu merupakan ibadah kepada Tuhan.  Ibu-ibu rumah tangga lakukan kewajiban mengurus rumah dengan sebaik-baiknya karena itu juga merupakan ibadah kepada Tuhan. 

Lakukan segala sesuatu kewajiban dan tugas kita sebaik-baiknya karena itu merupakan persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah.  Itu merupakan ibadahmu yang sejati.

Amin.


GPdI Maranatha Medan