KUNCI MUJIZAT
Oleh : E. Riadi 


Secara sederhana definisi mujizat adalah perbuatan ajaib, perbuatan luar biasa, perbuatan diluar logika manusia yang dilakukan oleh Tuhan untuk umatnya.

Semua orang tentu senang dengan mujizat. Kita semua seringkali mengharapkan banyak mujizat akan terjadi di kehidupan kita. Tidak salah kita mengharapkan atau meminta mujizat, tetapi waktunya harus tepat. Karena jika kita meminta mujizat pada waktu yang tidak tepat, itu berbahaya! Kenapa demikian kita akan tahu nanti….

Perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir ke tanah Kanaan dahulu adalah merupakan contoh bagi umat Tuhan dewasa ini. Bangsa Israel begitu banyak melihat dan mengalami mujizat-mujizat yang Tuhan adakan sepanjang perjalanan mereka tersebut.

Alangkah senangnya menjadi bangsa Israel . Tuhan begitu banyak membuat mujizat bagi mereka. Ingat bangsa Israel adalah gambaran dari gereja Tuhan. Tuhan begitu banyak membuat mujizat sepanjang kehidupan kita.

Bagaimana cara Tuhan mendatangkan mujizat?

Mujizat terjadi selalu didahului oleh timbulnya masalah / problem / kesulitan / kesesakan dll. Mujizat laut terbelah didahului oleh masalah bangsa Israel yang dikejar oleh Firaun. Mujizat lima roti dan dua ikan yang dapat memberi makan lima ribu orang didahului oleh problem yang dialami oleh murid-murid Yesus bagaimana memberi mereka makan. Mujizat orang buta melihat, tuli mendengar, lumpuh berjalan yang dilakukan oleh Yesus juga selalu diawali dengan masalah yaitu penderitaan masing-masing orang yang disembuhkan.

Itulah sebabnya dikatakan berbahaya jika minta mujizat pada waktu yang tidak tepat. Jika kita merasa hidup kita sedang baik-baik saja, maka kalau kita minta mujizat berarti kita minta Tuhan untuk mendatangkan masalah/problem dalam kehidupan kita. Kenapa? Karena mujizat biasanya diawali dengan adanya masalah/problem/kesulitan.

Kabar baiknya, jika kita sedang mengalami problem/masalah jangan takut, karena masalah itu dapat berakhir dengan mujizat. Makin besar problem yang kita hadapi makin besar mujizat yang akan terjadi.

Tetapi tidak semua problem berakhir dengan mujizat. Problem dapat berakhir dengan problem juga.

Bagaimana agar problem kita dapat berarkhir dengan mujizat?

Kita dapat belajar dari cerita bangsa Israel di atas.

Masalah

Mujizat

Tempat

Keluaran 14:10

Ayat 21

Di tepi Laut Teberau

Keluaran 15:23-24

Ayat 25

Di Mara

Keluaran 16:1-3

Ayat 12-13

Di Padang Gurun Sin

Bangsa Israel rupanya hobi bersungut-sungut. Ketika timbul persoalan dan masalah mereka selalu bersungut-sungut/protes/mengeluh. Mereka selalu lupa bahwa Allah selalu memelihara mereka dan selalu sanggup mengadakan mujizat terhadap masalah yang mereka hadapi.

Karena mereka selalu bersungut-sungut sehingga mata mereka menjadi buta terhadap mujizat –mujizat yang selalu mereka alami.

Apa akibatnya?

Bilangan 11:1

Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan TUHAN tentang nasib buruk mereka, dan ketika TUHAN mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan .

Allah murka kepada bangsa Israel yang selalu bersungut-sungut.

Bilangan 14:26-30.

Hal pertama yang harus diingat jangan bersungut-sungut.

Kalau dalam hidup kita sedang ada masalah, problem, persoalan, pergumulan, penderitaan, kesengsaraan, dan lain-lain, jangan bersungut-sungut seperti bangsa Israel . Kita harus ingat bahwa masalah kita bisa Tuhan selesaikan dengan mujizat. Kalau masalah datang berarti Tuhan sudah sediakan mujizat bagi kita.

Hal kedua yang harus diingat jangan terfokus ke masalah / problem.

Jangan lihat pada besarnya masalah yang kita hadapi. Ingat Simon Petrus yang berjalan di atas air. Selama pandangan Petrus tertuju pada Yesus maka ia mengalami mujizat dapat berjalan di atas air. Tetapi saat pandangannya tertuju pada gelombang/problem maka ia mulai tenggelam.

Kalau mata kita selalu tertuju pada masalah dan persoalan yang kita hadapi, maka hal tersebut akan membuat kita takut dan kehilangan iman. Oleh karena itu jangan hiraukan masalah Anda. Lihat dan berharaplah Allah akan mendatangkan mujizat atas masalah yang kita hadapi.

Hal ketiga yang harus diingat adalah pulihkan hubungan dengan Tuhan.

Tuhan suka dipuji dan disembah. Oleh karena itu apabila kita ingin meminta mujizat daripadaNya tingkatkan atau pulihkan hubungan kita dengan Tuhan melalui melalui pujian dan penyembahan.

Bayangkan apabila kita meminta sesuatu permohonan kepada orangtua kita, tentu sebelumnya kita berusaha menyenangkan hati orangtua kita. Kalau kita tidak mau menyenangkan hati orangtua tentu mereka segan mengabulkan permintaan kita.

Hal keempat yang harus diingat adalah tunggu waktunya Tuhan.

Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkhotbah 3:11). Kadang pertolongan Tuhan tidak terlalu cepat tapi percaya bahwa pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat. Allah akan adakan mujizat atas persoalan Anda.

Tuhan memberkati.


GPdI Maranatha Medan, 20 April 2004