SATU JALAN DALAM PENANTIAN
Sumber Kesaksian : Hery Soetrisno


Kisah Nyata
CBNI - Nama saya Hery Soetrisno dan istri saya Yeni Aprilia. Kami menikah tahun 1982. Waktu itu hidup saya masih pas-pasan tidak seperti saya ada sekarang ini. Dalam perjalanan hidup ini saya tidak pernah mengharapkan menjadi orang yang kaya atau orang yang sukses. Pengharapan saya cuma satu, saya ingin mempunyai anak.

Inilah yang menjadi pergumulan Hery yang terutama dalam pernikahannya. Dalam masa penantian anak yang dirindukan, Hery dan istrinya telah berkonsultasi pada banyak dokter, namun mereka tidak mendapat jawaban yang pasti. Ketidakpastian ini jugalah yang kemudian menyeret Hery melakukan banyak perbuatan yang salah. 

Setelah waktu berlalu sampai 5 tahun, saya menjadi bingung dan frustasi. Mau pergi ke dokter yang mana lagi?, semua sudah saya coba. Ada seorang teman yang menyarankan saya pergi ke orang pintar, saya pergi kesana. Saya disarankan pergi ke gunung ini, saya pergi ke gunung itu, disarankan ke paranormal, saya pergi ke paranormal. Apapun yang teman-teman saya katakan atau apapun informasi yang saya dengar maka saya akan pergi ke tempat itu dengan satu tujuan, ingin mempunyai anak. 

Akhirnya saya diberitahu teman tentang seorang dukun yang pintar. Saya lalu berangkat malam-malam bersama istri. Saat saya bertemu, dukun itu mengatakan bahwa saya akan mempunyai anak dengan syarat saya harus mencari kelinci malam itu juga karena dukun itu akan memberikan mantera-mantera. Malam itu juga saya mencari kelinci, saya memilih yang besar tubuhnya, yang matanya besar. Setelah dimanterai dukun itu menyuruh agar kelinci itu disembelih di rumah dan dibuat sate tapi tanpa bumbu apa-apa.

Sampai di rumah, kelinci itu saya sembelih, saya buat sate dan makan berdua dengan istri. Tapi ternyata saya makan satu hari dua hari tidak habis. Sampai rasanya mual-mual bahkan sampai muntah-muntah. Tapi karena saya rindu punya anak, saya paksakan memakannya sampai habis. Setelah itu saya tunggu satu bulan, dua bulan sampai tiga bulan ternyata tidak ada hasilnya. Saya tetap tidak bisa punya anak. Saya tetap harus mencari siapa orang yang bisa menolong saya walau segala jalan telah saya coba. Waktu terakhir saya tidak punya anak, saya menjadi bingung. Rasanya semua jalan sudah buntu. Namun akhirnya saya punya pikiran untuk kembali kepada Tuhan.

Pergumulan Hery juga merupakan pergumulan Yeni Aprilia, istrinya. 
Bagaimana ya?, saya sudah merasa putus asa sekali. Hanya saja saya bilang kepada suami, kita cari jalan keluar yang benar. Mungkin kita tidak bisa berharap kepada dokter saja.

Sejak saat itulah Hery mulai mencari Tuhan dalam doa dan puasa.
Setelah itu saya mengambil keputusan datang kepada Tuhan. Saya berdoa dengan berpuasa selama hampir dua bulan. Tapi saya berdoa seperti orang yang tidak percaya. Saya katakan jikalau Tuhan berkuasa, maka nyatakan kuasaNya sekarang juga. Kalau orang lain bisa Tuhan tolong mengapa saya tidak bisa. Saya minta Tuhan nyatakan kuasaNya sekarang juga karena saya akan mau ikut Tuhan, saya mau melayani Tuhan.

Beberapa waktu kemudian Hery diajak seorang temannya untuk mengikuti doa bersama anak-anak panti asuhan. Waktu saya mengikuti doa itu, Tuhan nyatakan sesuatu bagi saya melalui seorang yang mengikuti acara doa itu. Tuhan mengatakan seperti ini : “Hai anakku, mengapa engkau tidak percaya!”. “Bukankah aku Allahmu, dokter pemerintahan itu semua adalah alat-alatKu, mengapa engkau tidak percaya?!”.

Pernyataan itu membuat Hery terhenyak.
Saya merenung, mengapa saya tidak percaya? Padahal semua dokter pemerintahan itu adalah alat-alatnya Tuhan. Saya menyesal mengapa saya sampai lari ke dukun-dukun, saya pergi ke gunung-gunung, saya berharap ke tempat berhala. Waktu saya berpikir dalam penyesalan, ternyata Tuhan berbicara dalam hati saya : “AnakKu, engkau akan mempunyai anak laki-laki, beri dia nama Naaman, bukalah kitab 2 Raja-raja 5!”. Saat itu juga saya langsung membuka Alkitab saya dan ternyata benar ada tertulis tentang nama itu. Naaman adalah seorang panglima yang disembuhkan dari penyakit kusta. 

Dengan keyakinan yang sangat kuat, Hery bersaksi tentang hal itu.
Saya sering bercerita pada banyak orang bahwa saya akan memiliki anak laki-laki yang diberi nama Naaman. Setelah itu baru saya dan istri pergi ke dokter. Setelah diperiksa ternyata benar dalam kandungan istri saya terdapat janin. Saya langsung katakan kepada dokter bahwa janin itu adalah seorang anak laki-laki, namanya Naaman. Dokter itu hanya tersenyum dan mengatakan bahwa setelah enam bulan baru dapat diketahui bayi tersebut laki-laki atau perempuan. Tapi saya katakan lagi bahwa janin itu adalah laki-laki.

Setelah kami menunggu bulan demi bulan, akhirnya tanggal 21 Desember 1990 lahir seorang bayi laki-laki yang oleh Hery diberi nama Naaman. Dan keajaiban juga terjadi. Setelah kelahiran anaknya ini, Hery juga mendapat berkat secara finansial oleh Tuhan. Sukacita yang besar dirasakan keluarga ini setiap hari.

Saya merasa senang setengah mati, saya tidak bisa mengatakannya dengan kata-kata. Bertahun-tahun yang saya rindukan hanyalah seorang anak saja. Saya sampai menangis waktu itu, bukan karena sedih, saya menangis karena begitu bahagia. Saya bersyukur pada Tuhan karena Dia sungguh memperhatikan saya walaupun saya sempat menjauh dari Tuhan dan melakukan hal-hal yang lain. Saat saya kembali kepada Tuhan, Dia mau menerima saya dan juga mengabulkan kerinduan hati saya, memiliki seorang anak. Terpujilah nama Tuhan.

Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah
yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang
yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai
kepada beribu-ribu keturunan,
(Ulangan 7:9)

(Dipetik dari www.cbn.or.id)


GPdI Maranatha Medan