WASPADA KEBODOHAN
Ringkasan Khotbah Pdt. DR M.D. Wakkary, Minggu 1 September 2002 (1) 


Pengkhotbah 10 : 1
"Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk; demikian juga sedikit kebodohan lebih berpengaruh daripada hikmat dan kehormatan."

Lalat adalah binatang yang kecil.  Minyak urapan adalah sesuatu yang sangat berharga dan sangat wangi.  Tetapi apabila seekor lalat mati jatuh ke atas minyak urapan maka menjadi bau busuk minyak itu.  Kiasan ini dipakai menggambarkan kebodohan seseorang dapat menimbulkan dampak negatif sangat besar (Pengkhotbah 9 : 16-18).  Apalagi kalau kebodohan pengetahuan secara rohani.

Tapi siapakah yang disebut dengan orang yang bodoh dalam ayat ini?  Rasul Paulus menyebut jemaat Galatia orang yang bodoh, karena walaupun telah percaya kepada Yesus tetapi merendahkan nilai salib Kristus, imannya kepada salib telah digeser oleh perbuatan Torat (Galatia 3:1-3).  Kita yakin bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus akan selamat.  Tetapi sering kita jumpai orang-orang Kristen yang gampang mengikuti sesuatu pengajaran yang seolah-olah Alkitabiah padahal tidak.  Misalnya untuk selamat harus dibaptis pelepasan, atau harus disunat seperti paham Yudaisme, dll.  Keselamatan kita bukanlah keselamatan perbuatan bersyarat, tetapi keselamatan karena anugerah (Efesus 2:8-9).
Kebodohan yang kelihatannya sedikit, namun mengurangi Kuasa.

Salah satu cara supaya jangan bodoh ialah dengan mengerti kehendak Tuhan (Efesus 5 : 15-17).  Untuk mengerti kehendak/Firman Tuhan kita harus banyak belajar Alkitab.  Dengan mempelajari Firman Allah :

Dengan rendah hati mintalah hikmat dari Tuhan untuk pengertian Firman Allah yang mungkin sulit untuk kita pahami (Yakobus 1:5).  

Jadi perhatikanlah apakah ada lalat/kebodohan yang membuat kerohanian berbau busuk.  Jadilah cerdik dan tulus hati dalam mengikuti Tuhan (Matius 10:16).  Jadilah anak Tuhan yang arif (Efesus 5:15).  

Tuhan memberkati.


GPdI Maranatha Medan