RAHASIA KEHIDUPAN BERKAT ALLAH
Ringkasan Khotbah Pdt. Mika Yrjolla (Toronto, Kanada), Minggu 28 Maret 2004 


MAZMUR 84:4-8
Pikiran Allah tentang kehidupan yang diberkati berbeda dari pikiran dunia. Dan ayat-ayat di atas ada empat kunci bagaimana hidup diberkati.

Pertama; "Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu".
Dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa Allah berdiam di Bait Suci. Tetapi di Perjanjian Baru dijelaskan bahwa orang percayalah bait Allah itu dan Roh Allah diam di dalam kita. Dalam segala situasi tidak ada hal yang mustahil jika Allah hadir. Diberkatilah kalau kita menjadi Rumah Tuhan.

Kedua; "Berbahagialah orang yang terus-menerus memuji Tuhan".
Problema akan selalau ada, tetapi orang yang memuji-muji Tuhan akan dapat mengatasinya. Memuji Tuhan terus-menerus berarti mengarahkan pandangan kita hanya kepada Yesus. Sepanjang Petrus mengarahkan pandangannya kepada Yesus, maka ia dapat mengatasi gelombang badai bahkan berjalan di atas gelombang tersebut. Kata "mari" tidak ditujukan hanya kepada Petrus, tetapi kepada siapa saja dari antara muridNya. Tetapi sayang, hanya Petrus yang berani bertindak dan ia berjalan di atas air seperti Yesus. Sayang sekali kemudian pandangannya beralih kepada gelombang, lalu dia mulai tenggelam. Janganlah kita mengarahkan pandangan hanya kepada problema-problema yang ada, sebab itu akan mengakibatkan kita tenggelam. Kita akan mengatasi gelombang-gelombang kehidupan yang besar-besar selama kita memuji-muji Tuhan.

Ketiga; "Berbahagialah mereka yang kekuatannya di dalam Engkau..."
Banyak orang mendasarkan kekuatannya pada hal-hal berikut: pekerjaan, uang, posisi, keluarganya. Baik kedengarannya tetapi apa yang akan terjadi jika semua itu diambil dari mereka? Berbahagialah orang yang kekuatannya dari Tuhan. Sebab kekuatannya tidak akan pernah hilang. Kuasa di dalam darah Yesus dan nama Yesus tidak pernah habis. Haleluyah.

Keempat; "Berbahagialah mereka yang berhazrat mengadakan ziarah". (ziarah=perjalanan ke tempat suci)
Yang perjalanan hidupnya bertujuan kekal. Mereka tahu bahwa semua hal-hal di dunia ini bersifat sementara. Mereka tidak tergantung pada apa yang terjadi di sekelilingnya. Mereka tahu bahwa suatu kali tubuh ini akan hancur tapi akan bangkit kembali ketika suara terompet malaikat yang terakhir dibunyikan. Semua orang yang mati dalam Yesus akan bangkit pada hari itu.

Mentari pagi pasti datang. Waktu Yesus kembali tubuh kita pasti tidak akan sakit lagi, air mata akan dihapus. Apakah kita semangat menanti hari itu? Sekalipun kita lewati lembah baka (ayat 7), lembah yang kering atau tempat air mata, tapi karena kita tahu tujuan kita, kita tahu kekuatan kita ada di dalam Dia, kita terus memuji-muji Dia, maka kita akan menjadikana lembah itu menjadi bermata air. Kedalam lembah itu akan dicurahkan berkat. Orang yang ingin cepat-cepat keluar dari lembah itu, dengan segala usaha dan kekuatan dirinya akan kehilangan mata air yang penuh berkat.

Tujuan kita lain dari orang dunia. Tujuan hidup kita adalah kekekalan yang sungguh tiada taranya. Tidak apa-apa jika 70-80 tahun kita ada dalam kesulitan, sebab berkat berkat kekekalan menunggu kita. Alfa dan Omega, pasti menolong kita. Haleluyah!


GPdI Maranatha Medan