CAMPUR TANGAN TUHAN
Ringkasan Khotbah Pdt. DR. M.D. Wakkary, Minggu 16 Mei 2004 


I Tawarikh 21 : 1-2,7; II Samuel 24 : 1-3,10
Dalam ayat di atas kita menemukan satu kalimat yang menarik yang berbunyi "Iblis bangkit melawan Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel" (I Tawarikh 21:1). Sebagai raja, Daud berhak untuk menghitung rakyat atau mengadakan sensus. Apalagi pada zaman dahulu sensus atau cacah jiwa sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah orang yang wajib bayar pajak atau berapa laki-laki dewasa yang bisa ikut perang. Jadi perkara penghitungan rakyat itu bukan sesuatu yang salah. Tetapi dalam ayat di atas dijelaskan bahwa iblis membujuk (menggoda) Daud. Iblis adalah musuh nomor satu seluruh orang percaya. Ia selalu merencanakan yang jahat bagi semua manusia. Iblis selalu bangkit untuk melawan orang-orang percaya. Dalam II Samuel 24:1 kita membaca bahwa Tuhan yang menghasut ambisi Daud untuk menghitung jumlah rakyatnya dan iblis memanfaatkan dengan mendorongnya untuk tergoda dan melakukannya. Sebenarnya Iblis berkeinginan supaya orang Israel mendapat celaka melalui Daud. Tetapi pertanyaannya ialah : mengapa Tuhan mengijinkannya dan tidak menjaga dan membela umatNya? Bukankah firman Allah berkata bahwa setiap anak Tuhan adalah biji mata serta umat kesayangan Tuhan? Iblis bisa bangkit mencobai raja Daud karena Tuhan marah. Dalam II Samuel 24:1 kita membaca bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam diri Daud. Tuhan menguji motivasi Daud. Tuhan mengijinkan Iblis untuk menggoda raja Daud. Dalam hidup kita sekarang ini ada waktu-waktu tertentu dimana Tuhan mengijinkan Iblis datang mencobai kita. Oleh sebab itu jangan berpikir bahwa setelah menjadi anak Tuhan hidup kita selalu diberkati dan tidak ada masalah. Pandangan ini adalah keliru.

Kenapa Tuhan marah kepada Daud dan kepada bangsa Israel? Tujuan Daud menghitung rakyat Israel bukan untuk kepentingan pemerintahan, tetapi supaya Daud tahu seberapa besar kekuatan jumlah tentaranya. Karena pada zaman dulu setiap laki-laki yang berumur 20 tahun ke atas diwajibkan jadi tentara. Jadi kapan berperang maka semua laki-laki harus siap. Hal ini yang membuat Tuhan marah. Kemenangan-kemenangan Daud terhadap lawan-lawannya bukan karena banyaknya jumlah tentara dan keahlian mereka berperang, tetapi kemenangan dalam peperangan adalah karena campur tangan Tuhan. Daud adalah gambaran gereja Tuhan yang selalu ingin untuk menang. Tetapi ada saja orang Kristen yang menganggap bahwa keberhasilan hidupnya adalah atas kekuatan dan kemampuan karena jumlah dan kuantitas potensi. Memang kita yang bekerja, berusaha, tetapi Tuhan yang memberikan keberhasilan.

Tuhan memilih kita bukan karena kita banyak atau sedikit (Ulangan 7:1) tetapi karena kasih Tuhan (Ul. 7:8). Tuhan ijinkan Iblis menggoda Daud karena Tuhan ingin menaikkan kualitas setiap anak-anakNya. Ada saat-saat tertentu dimana Tuhan mengijinkan Iblis menggangu kita, supaya iman kita semakin berkualitas. Sehingga kita tidak bergantung kepada kondisi kemampuan atau situasi yang mendukung melainkan total bersandar kepada Tuhan Yesus. Tuhan dapat menolong kita baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang. (I Samuel 14 : 6).

Akibat dari sikap Daud yang salah itu, Tuhan memberikan tiga pilihan kepada Daud (I Tawarikh 21:11-12). Karena apabila kita bersalah kepada Tuhan tetapi kemudian minta ampun, maka Tuhan akan mengampuni dosa kita, namun akibat dari perbuatan yang salah itu kita harus memetik atau menuainya.

Oleh karena itu janganlah sekali kali tergoda untuk menganggap bahwa kita bisa berhasil karena kemampuan atau jasa-jasa kita, tetapi teladanilah Daniel yang selalu mengakui akan campur tangan kasih sayang Tuhan. Daniel 9:18.
Tuhan memberkati.


GPdI Maranatha Medan