KUALITAS PEKERJAAN/PELAYANAN
1 Korintus 3:10-15
Studi Alkitab
Maranatha,
Kelas Gabungan, Kamis 7 Agustus 2003
Pengajar : Pdp. Edison Sinurat
Setiap pelayan Tuhan (baik penanam atau
penyiram, yang meletakkan dasar atau mendirikan bangunan), tiap-tiap pekerjaan
yang mereka telah kerjakan harus mereka pertanggungjawabkan kepada Tuhan sebagai
pemilik ladang dan bangunan tersebut. Perumpamaan ini tidak terbatas hanya bagi
pelayan Tuhan saja, tetapi setiap orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus
Kristus, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang sama di hadapan
Tuhan. Bagi rasul Paulus, apabila kepadanya diberikan kecakapan khusus, yaitu
meletakkan dasar, dan dipercayakan bekerja di proyek/bangunan rumah Allah, hal
ini adalah semata-mata kasih karunia Allah yang dikaruniakan di dalam dirinya.
Sebagai orang yang sudah menerima kasih karunia (dipercaya bekerja), maka rasul
Paulus menggunakan kesermpatan itu sebaik-baiknya, bekerja dengan teliti agar
hasil pekerjaannya itu berkualitas baik. Sehingga pada akhirnya ia akan menerima
penilaian dan upah yang baik pula.
Yesus adalah dasar bagi setiap orang untuk menerima :
Keselamatan
Tidak ada
dasar lain yang telah diletakkan/diberikan kepada dunia ini, yang kalau kita
berdiri di atasnya, kita akan menerima keselamatan kecuali Yesus. Matius
16:16-18; Kisah 4:12; Roma 10:9,10
Pahala/Upah
(Mahkota Kemuliaan)
Untuk kita
diselamatkan kita tidak perlu mengerjakan pekerjaan apapun kecuali kita
menerima kasih karunia Allah, yaitu percaya, Efesus 2:8,9. Setelah kita
percaya kepada Yesus (ada di dalam Yesus dan diselamtkan), segala sesuatu
yang kita lakukan untuk Tuhan tidak akan sia-sia, 1 Korintus 15:58, ada upah
bagi kita. Namun upah yang kita akan terima, ditentukan menurut KUALITAS
pekerjaan yang sudah kita kerjakan. Itulah sebabnya kita harus memperhatikan
:
Kualitas
Pekerjaan dan Bahan Yang Kita Pakai (ayat 12)
Hamba Tuhan
dan orang-orang yang telah percaya kepada Yesus, setiap kali mereka
mengerjakan pelayanan kepada Tuhan dalam bentuk pelayanan apa saja
(pelayanan mimbar atau pelayanan meja), di ayat 10 digambarkan sebagai
seorang yang sedang mengerjakan pekerjaan pembangunan rumah Tuhan.
Apabila hamba Tuhan/orang percaya mengerjakan pelayanan tersebut dengan hati
nurani serta motivasi yang baik, orang tersebut digambarkan seperti orang
yang membangun dengan bahan-bahan bangunan yang bermutu,
dalam ayat ini diumpamakan dengan bahan emas,
perak dan batu permata. Tetapi apabila hamba Tuhan/orang percaya
mengerjakan pelayanan tersebut dengan hati nurani serta motivasi yang tidak
baik, orang tersebut digambarkan seperti orang yang membangun dengan
bahan-bahan bangunan yang tidak
bermutu. Dalam ayat ini diumpamakan denganbahan kayu,
rumput kering dan jerami.
Dengan kata lain, apabila kita mau mendapatkan hasil yang baik/bermutu,
kita harus memperhatikan hati nurani serta motivasi yang baik,
yaitu dengan iman, pengharapan dan kasih. Dasar utama kita melakukan
semua kegiatan adalah karena kita ingin membalas kebaikan Tuhan Yesus
Kristus, bukan untuk cari pujian manusia, ambisi pribadi, dll. Mengapa
hal ini harus diperhatikan?
Ujian/Penilaian Terhadap Hasil Pelayanan :
Siapakah
Yang Akan Diuji/Dinilai?
Waktu
Pengujian/Penilaian
Pengujian/penilaian
tersebut akan dilakukan oleh Tuhan sendiri, setelah Kebangkitan orang-orang
percaya pada kedatangan Yesus kedua kali sebelum Kerajaan 1000 tahun damai,
Lukas 14:14; 1 Korintus 1:8
Tempat
Pengujian/Penilaian
Di
awan-awan/di angkasa, di hadapan takhta pengadilan Allah,
Roma 14:10-12;
2 Korintus 5:10; 1 Tesalonika 4:16-17
Tujuan
Pengujian/Penilaian
Bukanlah untuk
menentukan seseorang masuk sorga atau neraka (selamat atau binasa) tetapi
untuk menentukan seberapa besar pahala/upah yang akan diterima oleh hamba
Tuhan/orang percaya. Allah yang adil akan memberi pahala sesuai dengan
kualitas pekerjaan yang telah dikerjakan masing-masing.
Cara Allah
Melakukan Pengujian/Penilaian
Cara Allah
melaksanakan pengujian/penilaian adalah dengan menggunakan api (ayat 13).
Api di sini bukanlah api pencobaan seperti yang dimaksud rasul Petrus (1
Petrus 1:6,7). Bukan pula api penyucian (purgatori)
seperti ajaran Katolik. Tetapi yang dimaksud tidak lain adalahIbrani 12:29;
Wahyu1:14. Yesus akan mengamati setiap pelayanan hamba Tuhan/orang percaya
dengan mata-Nya yang tajam seperti api, kita tidak dapat mendustai Allah.
Dia mengetahui setiap pelayanan yang kita lakukan. Apakah kita melakukannya
dengan kasih dan dengan motivasi yang murni ataukah kita melakukannya dengan
maksud tertentu. Dengan kata lain Allah tidak menekankan berapa banyak dan
berapa lama kita sudah melayani, tetapi Allah akan menilai bagaimana mutu
pelayanan kita di hadapan-Nya.
Hasil
Pengujian/Penilaian (ayat 14-15)
Jika tahan uji à Mahkota Kemuliaan (Filipi 2:16), bukan keselamatan.
Jika
tidak tahan uji à
menderita kerugian (tidak menerima upah). 2 Yohanes 1:8. Bagaimana
keadaan hamba Tuhan/orang percaya seperti itu? Hamba Tuhan/orang percaya
tersebut diselamatkan (Catatan : Ini dilakukan di awan-awan setelah
terjadinya kebangkitan pertama, bagi orang-orang yang diselamatkan). Tetapi
keadaan hamba Tuhan/orang percaya tersebut akan mengalami kerugian besar
(seperti orang yang diluputkan dari kebakaran). Sudah berlelah bekerja,
tetapi tidak ada hasil yang diterimanya karena motivasi pelayanan yang
dilakukannya selama itu, salah. Contoh
Lot, Kejadian 19:17-22.
Kepustakaan :
1.
Pelajaran 1 Korintus, Pdt. Yos Minandar
2.
Pelajaran Kitab Wahyu, Pdt. A.H. Mandey
GPdI Maranatha Medan